Sel. Feb 18th, 2025

Bangunan berdinding papan lantai satu yang pertama kali ku hampiri, kini telah berubah menjadi gedung-gedung kokoh belapis tembok yang kian meninggi. Lalu-lalang para siswa-siswi pun semakin hari kian memadati arus masuk gedung satu demi satu. Tak hanya itu tentunya, para pencari pundi-pundi kehidupan telah mulai beradu nasib di salah satu pintu rezeki kota ini. Itulah Sekolah Insan Cendekia Muna yang beberapa waktu lalu sempat saya sambangi.
Saya kadang tidak menyadari bak merasa bermimpi benarkah Sekolah Insan Cendekia Muna yang ada dihadapanku saat ini? Karena bagi saya pribadi tidak terasa perjalanan waktu membawa perubahan yang begitu besar sekolah ini disetiap lininya.

Disamping perubahan pada jumlah bangunan, siswa/siswi dan guru, inovasi yang termuat dalam kurikulum pun menjadi pemicu sekolah berbasis Islam ini menjadi berkembang dan diminati oleh masyarakat. Salah satu yang menjadi daya tarik saya, saat berkunjung ke sana adalah riuh meriah suara para siswa/siswi yang di hiasi indahnya lantunan Ayat Quran dan Hafalan Surat. Suasana menyejukkan hati kala mengamati antrean rapi para siswa/sisiwi yang mengambil air suci unik menunaikan shalat Berjamaah Bersama, serta aktivitas keagamaan lainnya membuat tempat ini sangat nyaman untuk di huni. Ketika saya telisik lebih jauh ternyata kegiatan ini sudah menjadi rutinitas sekolah pada program yang ditetapkan. Baik itu berupa Hafalan Quran 3 Juz sampai lulus, Tartil Quran ikut MTQ, Shalat Dzhuhur berjamaah, dan sederet kegiatan Islam lainnya. Berharap dalam usulan pribadi pada suatu waktu dapat ditambahkan beberapa program laiknya Beberes Bersama Pulang Sekolah, Kantin Kejujuran, Satu Hari Berbagi Cerita Kebaikan yang diLakukan, Setoran Kosa Kata Bahasa Inggris/Muna, Sehari Berpakaian Adat Muna, Kunjungan Budaya, dan Program Toleransi antar Agama misal Beberes diarea Gereja dan tambahan program lainnya sebagai pendukung agar sekolah ini menjadi lebih bernilai Islam Rahmatan Lil Alamin.

Tentunya perbesaran sekolah ini tidak terlepas dari sosok yang tak kenal pantang menyerah, penuh perjuangan, dan keikhlasan serta cita-cita yang mulia agar anak-anak Remaja/Muda Muna mampu bersekolah dengan nyaman, tenang, dan punya ahlaq yg baik di masyarkat. Selain itu harapan besar sekolah ini adalah menjadikan para siswa/siswinya Cerdas Bersama Quran sesuai Visi dan Misi sekolah saat pertama kali berada di Kabupaten Muna. Dialah Ustad Munir Aswandi, S.Si, sosok pertarung dari Desa Bangkali yang berada di balik berdirinya sekolah ini. Beliau dengan sapaan karibnya Sang Supir Viar telah menjadi sahabat diskusi saya sejak masa putih abu-abu hingga saat ini. Meski secara garis darah beliau adalah sepupu sekali saya di lain mama, akan tetapi keterkaitan itu telah menembus dimensi yg lebih intim. Beliau telah lebih dari seorang sepupu yang berperan sebagai mentor hidup yg perlu kita tauladani ahlaq, tata-krama, terutama semangat perjuangan hidup yg di dilalui, dipilih seraya di lakoni. Saya banyak diajarkan juga belajar dari beliau, tentang makna hidup baik secara langsung atau hanya mengamati perjalanan panjang yang beliau telah keringatkan untuk perubahan ummat.

Perjuangan hidup yang tak kenal lelah untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah dibangunnya melaui Sekolah Insan Cendekia Muna, dari akar rumput hingga mencapai harapan beliau, menggugah hati kecil saya agar tetap teguh pendirian pada apa yang diyakini sebagai suatu perubahan. Mulailah dari step by step, perancangan yg matang, real dan tentunya di wujudkan di alam nyata. Bukan hanya sekedar angan-angan yang tergores oleh tinta emas juga sekelumit ide yg bergerombol di ruang pikir. Tapi bagaimana semua gagasan itu bisa kita wujudkan di ruang realita masyarakat yang tentu membawa manfaat besar bagi sesama. Sehingga mereka yang sering mencemooh dapat “Terbelalak bahkan Terkagum” dengan mimpi besar yang diperjuangkan. Dan hal ini saya dapati dari Sosok Sang Supir Viar yang tak kenal lelah tersebut.

Mungkin kadang kita tidak memiliki kekuatan agar mampu bertahan juga istiqomah pada sedikit perubahan kecil yang kita impikan atas ocehan negatif yang selalu datang, baik dari orang lain hingga teman atau bahkan keluarga dekat. Tapi tidak pada sosok Sang Supir Viar ini. Beliau selalu mengajarkan ke saya agar setiap hempasan aura negatif yang termuat dalam kata dan fakta dapat kita ambil pelajaran juga hikmahnya. Menjadikan semua itu sebagai daya positif baru bagi kita agar selalu tetap tegar dan istiqomah untuk berjuang dalam memberikan perubahan yang bermanfaat masyarakat.

Di kala banyak orang di Muna yang terhipnotis oleh status “Pegawai Negeri Sipil” dengan gaji yang stabil, terjamin, bahkan sudah punya jabatan yang tinggi, beliau hanya mampu meraba masa depan atas mimpi yang saat ini dibangunnya. Berusaha menyusun kembali puzle-puzle kosong pada deretan gedung yang terus diusahakannya hingga saat ini dengan segala cara yang ditempuhnya. Berawal dari proposal donasi, berjualan, promosi media sosial, aktivitas bekam, serta jalan halal lainnya agar semua mimpi itu dapat terwujud. Sehingga setiap masyarakat Kabupaten Muna dapat menikmati segala kebermanfaatan dari niat dan kerja ikhlasnya. Itulah Sang Supir Viar, Pejuang Tak Kenal Lelah yang sampai saat ini selalu menjadi salah satu “Guru Kehidupan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X